Perundingan antara India dan Amerika Serikat mengenai Perjanjian Perdagangan Bilateral (BTA) telah mencapai tahap penting. Delegasi India, yang dipimpin oleh Kepala Negosiator Rajesh Agrawal, telah menyelesaikan putaran kelima pembicaraan di Washington pada 17 Juli 2025. Fokus utama dari perundingan ini adalah untuk mencapai kesepakatan sementara sebelum batas waktu 1 Agustus, yang menandai berakhirnya periode penangguhan tarif AS yang sebelumnya diberlakukan pada produk India.
Isu-isu utama yang dibahas meliputi sektor pertanian, otomotif, tarif baja dan aluminium, serta SCOMET. India menekankan pentingnya melindungi sektor-sektor sensitifnya, seperti pertanian dan produk susu, yang menjadi perhatian utama dalam perundingan ini. Sementara itu, Amerika Serikat mencari akses pasar yang lebih besar untuk produk-produk seperti kendaraan listrik, produk petrokimia, dan produk pertanian tertentu.
Menurut laporan dari Reuters, Presiden Donald Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat sangat dekat untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan India. Namun, ia juga menekankan bahwa kesepakatan tersebut harus menguntungkan kedua belah pihak dan tidak hanya didasarkan pada tenggat waktu yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada kemajuan signifikan, beberapa isu masih memerlukan penyelesaian lebih lanjut.
Selain itu, laporan dari Financial Times mengindikasikan bahwa India berusaha untuk mencapai kesepakatan awal dengan Amerika Serikat untuk menghindari tarif tambahan yang mungkin diberlakukan oleh Presiden Trump menjelang batas waktu 1 Agustus. Kedua negara berupaya mengidentifikasi area yang dapat disepakati dengan cepat, seperti sektor otomotif dan produk pertanian tertentu, untuk membangun dasar bagi kesepakatan yang lebih komprehensif di masa depan.
Perkembangan ini menunjukkan bahwa kedua negara berkomitmen untuk memperkuat hubungan perdagangan mereka dan mencari solusi yang saling menguntungkan. Namun, tantangan tetap ada, terutama terkait dengan isu-isu sensitif seperti akses pasar untuk produk pertanian dan perlindungan sektor industri domestik. Dengan tenggat waktu yang semakin mendekat, diharapkan kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan yang adil dan berkelanjutan dalam waktu dekat.