Para peneliti dari Universitas Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok telah mengembangkan 'Teori Omega', yang mengusulkan integrasi antara fisika dan kecerdasan buatan (AI) untuk menjelaskan alam semesta secara komprehensif. Teori ini berpendapat bahwa empat gaya dasar dalam fisika mungkin merupakan manifestasi dari 'medan kecerdasan' dalam berbagai skenario fisik. Pendekatan ini menawarkan perspektif baru tentang asal-usul alam semesta dan menyediakan alat teoretis potensial untuk eksplorasi di masa depan.
Di Indonesia, perkembangan teknologi dan inovasi di bidang kecerdasan buatan (AI) terus meningkat. Pemerintah Indonesia mendorong pengembangan AI melalui berbagai program dan inisiatif, termasuk pengembangan sumber daya manusia dan infrastruktur. Selain itu, kolaborasi antara peneliti dan industri AI di Indonesia semakin kuat, menghasilkan berbagai solusi inovatif di berbagai sektor. Teori Omega, dengan menggabungkan fisika dan AI, sejalan dengan semangat inovasi di Indonesia, membuka peluang baru untuk penelitian dan pengembangan di masa depan.